Wednesday, July 04, 2007

The Hitman Within

FADE IN.

INT. LIVING ROOM - A NICE BIG HOUSE - NIGHT

CAMERA PANS sekeliling. Ruang tamu yang mewah, tertata bersih. Dari TV terdengar SUARA siaran talk-show ceria sedang berlangsung.

Di sofa empuk berlapis kulit beige Itali, TONI (19 th) duduk. Pandangannya kelantai, mata merah berkaca-kaca, wajahnya sangat lelah dan ketakutan. Kedua tangannya diatas pangkuan, terikat tali erat. Disamping Toni, NUMIL (45 th) wanita setengah baya, duduk tertunduk, menangis terisak pelan, pipinya basah air mata. Keningnya disandarkan ke kedua tangannya yang saling terikat di pergelangan.

SUARA TV masih terdengar keras. Penonton live-show dalam TV tertawa, bertepuk tangan.

Tak jauh dari sofa, ada bangku kayu dengan sandaran. ROY (46 th) duduk tersdandar tegak. Kedua tangannya terikat dibelakang kursi. Dada dan perutnya dililit ikatan tali, kedua kakinya terendam kedalam sebaskom air di lantai. Wajahnya geram, tampak frustasi, berkeringat, nafasnya terengah.

Di kursi depan TV, VETA (23 th) duduk santai bersandar nonton TV, kakinya diangkat ke atas meja. Sesekali ia tersenyum seiring dengan tawa penonton di TV.

VETA:
We loved watching Oprah. And
American Idol, every Wednesday.
(beat)
Did you know that?

Veta melihat ke arah Roy dengan santai, lalu kembali lihat TV.

Di lantai tak jauh dari mereka, seorang pria besar berpakaian serba hitam terkapar tak bergeming. Matanya terbelalak, lehernya tertekuk dalam posisi janggal. Dari kedua telinga dan hidungnya ada aliran darah yang sudah kering.

NUMIL:
(shaky voice)
Mba Veta.. saya, betul betul minta maaf..
maaf, maaf yang terdalam. Atas nama..
(breaks to tears)
suami saya.. atas nama, semua orang
yang dibawah wewenang kami..

Veta memandang tajam ke arah Numil, Numil terdiam. Roy menoleh kearah isterinya dan menghela nafas dalam, meludah geram ke baskom air di bawahnya.

VETA:
And NOW you're sorry. Because here I am, and
and there you are. Tell me, whose side God
is right now?

NUMIL:
Saya tau mba Veta orang baik, ini nggak harus
jadi begini.. sekali lagi saya minta maa..


Serentak Veta bangun dari kursi, bergerak cepat ke arah Numil dan mencengkramkan tangan kanan ke leher Numil. Toni beranjak berusaha menolong ibunya. Veta mendorong Toni keras di dada dengan tongkat pemukul di tangan kirinya. Toni kembali terhempas duduk. Roy menggeram, sementara Numil berusaha menarik lepas cengkraman Veta.

ROY:
Leave my wife alone, bitch!!

Veta melepaskan Numil, beranjak ke arah Roy, berdiri tepat didepan Roy. Roy mendongakan kepala, menantang pandangan Veta.

VETA:
(slowly repeats)
Leave, my, wife, alone, bitch?

VETA:
(Cont'd.)
When I asked you to let things be, were
you listening? When I begged you, to
to leave us be..

Veta berkaca-kaca, gemetar.

VETA:
(Cont'd)
..why didn't you goddamn leave and bother your
own business?! Because I left out the 'bitch'
bit at the end?! I's supposed to say please
leave us alone BITCH, so you'd listen?!!
(calms down a little)
I had a perfect life man. And was nowhere
bothering yours. So why the hell, man? Why?
Gotta make things your way, that it?
(beat)
Fine then I'll fucking leave your wife alone.


Veta mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya, menuding ke arah kepala Toni. DAARRRR. Dia menembakkan satu peluru tepat ke kepala Toni.

Numil memekik histeris sekuatnya. Roy berteriak keras sekali. Mereka histeris cukup lama. Numil jatuh terduduk di lantai, Roy menundukan kepalanya lemas, tersedu. Veta kembali duduk di kursi depan TV, mematikan TV dengan remote.

NUMIL:
You'll go to hell for this!!
(cries some more)

VETA:
Ya ya, bla bla. You said I'd go to hell
for loving my baby, and my lover died
because of you fuckers. Honestly, if I
gotta meet people like you folks in
heaven, I'd rather go the other way thanks.

ROY:
(grits teeth)
I'm gonna kill you bitch.

VETA:
Maybe. In the next life perhaps. I believe in
karma, I really do, so whatever. But right now,
who's the man Roy? I'm so winning this round.

Your wife's next, say your last goodbyes.

Roy berteriak lagi, segala macam kata-kata kotor dikeluarkan. Dia meronta, menangis, tak berdaya. Numil tertunduk lemas di lantai, bergetar dan seperti sedang membaca doa.

NUMIL:
(weakly)
Please, janji.. jangan bunuh anak perempuan
saya kalau dia pulang nanti, she's such a good
girl.

VETA:
Oh don't worry, she won't know I did these.
And I very much want her to live. All she'll
know is that her family is murdered for a
reason she'll never understand. She and I have
that in common, yea? We'll have a lot to share.

VETA:
(Cont'd.)
Do me a favor Num, drink this so I won't
have to scatter your brain all over this place.


Gemetar, Numil meraih botol kecil yang diberikan Veta. Numil memandang Roy dengan tatapan penuh penyesalan dan kesedihan. Dia memejamkan mata lalu menenggak seisi botol dengan cepat.

Roy mengerang. Beberapa saat kemudian Numil seperti tersedak lalu terkapar di lantai. Roy mengerang leibh keras. Apapun yg dilakukan atau dikatakannya sekarang sudah terlambat.

VETA:
Last man standing, Roy. You got a choice, beg
me for forgiveness and I give you painless
death, or stay stubborn and I help you die
slowly in agony.

Roy tersedu lirih, dia melunak.

ROY:
(weakly and in tears)
I don't care no more Vet, I can't feel any
more.. I just need to know.. don't you have
any remorse, at all?

VETA:
I'll cry over you guys tonight, then I'll
decide that you're better off that way. And
I move on.

DAAARRRR!!
A bullet shot right in the middle of Roy's eyes.

FADE OUT.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home